Powered By Blogger

Selasa, 07 Januari 2014

KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN

BAB 1
PENDAHULUAN


A.    Latar belakang

Ketercapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada kecakapan dan kebijaksanaan kepemimpinan kepala sekolah yang merupakan salah satu pemimpin pendidikan. Karena kepala sekolah merupakan seorang pejabat yang profesional dalam organisasi sekolah yang bertugas mengatur semua sumber organisasi dan bekerjasama dengan guru-guru dalam mendidik siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan keprofesionalan kepala sekolah ini pengembangan profesionalisme tenaga kependidikan mudah dilakukan karena sesuai dengan fungsinya
B.     Rumusan Masalah

1.      Jelaskan Pengertian Kepemimpinan dalam Pendidikan ?
2.      Uraikan Tipe-tipe Kepemimpinan ?
3.      Jelaskan cara kepemimpinan seorang Kepala Sekolah ?
4.      Bagaimana Peran Kepala Sekolah dalam mewujudkan Mutu Pendidikan ?

C.    Tujuan dan Manfaat

1.      Dapat Mengetahui  Arti Kepemimpinan dalam Pendidikan
2.      Dapat menguraikan Tipe-tipe Kepemimpinan
3.      Dapat Mengetahui cara kepemimpinan seorang Kepala Sekolah
4.      Dapat Mengetahui Peran Kepala Sekolah dalam mewujudkan Mutu Pendidikan
BAB II
KAJIAN TEORI
A.    Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan salah satu bagian dari manajemen (Nasution,  2005: 200). Lebih lanjut, Siagian (2002: 62), mengemukakan bahwa kepemimpinan memainkan peranan yang dominan, krusial, dan kritikal dalam keseluruhan upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja, baik pada tingkat individual, pada tingkat kelompok, dan pada tingkat organisasi.
Secara bahasa, makna kepemimpinan itu adalah kekuatan atau kualitas seseorang pemimpin dalam mengarahkan apa yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan. Seperti halnya manajemen, kepemimpinan atau leadership telah didefinisikan oleh banyak para ahli antaranya adalah Stoner mengemukakan bahwa kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai suatu proses mengarahkan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang salain berhubungan dengan tugasnya.
Menurut Handoko (1999:295), ada beberapa pendekatan kepemimpinan yang diklasifikasikan sebagai pendekatan-pendekatan kesifatan, perilaku, dan situasional, yaitu:

  1. Pendekatan pertama memandang kepemimpinan sebagai suatu kombinasi sifat-sifat yang tampak. Pendekatan kedua bermaksud mengidentifikasikan perilaku-perilaku (behaviours) pribadi yang berhubungan dengan kepemimpinan yang efektif.

  1. Pendekatan kedua pendekatan ini mempunyai anggapan bahwa seorang individu yang memiliki sifat-sifat tertentu atau memperagakan perilaku-perilaku tertentu akan muncul sebagai pemimpin dalam situasii kelompok apapun dimana ia berada.
Pendekatan ketiga yaitu pandangan situasional tentang kepemimpinan. Pandangan ini menganggap bahwa kondisi yang menentukan efektifitas kepempimpinan bervariasi dengan situasi yakni tugas-tugas yang dilakukan, keterampilan dan pengharapan bawahan, lingkungan organisasi, pengalaman masa lalu pemimpin dan bawahan dan sebagainya. Pandangan ini telah menimbulkan pendekatan contingency pada kepemimpinan yang bermaksud untuk menetapkan faktor-faktor situasional yang menentukan seberapa besar efektifitas situasi gaya kepemimpinan tertentu.
B.     TIPE – TIPE KEPEMIMPINAN
Menurut Kurt Lewin yang dikutip oleh Maman Ukas mengemukakan tipe-tipe kepemimpinan menjadi tiga bagian, yaitu :
1.      Otokratis, pemimpin yang demikian bekerja kerang, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan yang berlaku dengan ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
2.      Demokratis, pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang pelaksanaan tujuannya. Agar setiap anggota turut serta dalam setiap kegiatan-kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usaha pencapaian tujuan yang diinginkan.

3.      Laissezfaire, pemimpin yang bertipe demikian, segera setelah tujuan diterangkan pada bawahannya, untuk menyerahkan sepenuhnya pada para bawahannya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Ia hanya akan menerima laporan-laporan hasilnya dengan tidak terlampau turut campur tangan atau tidak terlalu mau ambil inisiatif, semua pekerjaan itu tergantung pada inisiatif dan prakarsa dari para bawahannya, sehingga dengan demikian dianggap cukup dapat memberikan kesempatan pada para bawahannya bekerja bebas tanpa kekangan.
C.    KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

(Xaviery, 2004. ”Benarkah Wajah Sekolah Ada pada Kepala Sekolah”. www.diknas.go.id ).
Kepala sekolah memiliki peran yang sangat besar. Kepala Sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan menuju sekolah dan  pendidikan secara luas. Sebagai pengelola institusi satuan pendidikan, kepala sekolah dituntut untuk selalu meningkatkan efektifitas kinerjanya. Untuk mencapai mutu sekolah yang efektif, kepala sekolah dan seluruh stakeholders harus bahu membahu kerjasama dengan penuh kekompakan dalam segala hal.
Selain itu berlandaskan teori Maslow, kepala sekolah juga disentil dengan persepsi bahwa guru dan siswa berkemungkinan memiliki tingkat kebutuhan yang  berbeda-beda. Yang pasti mereka akan mengejar kebutuhan yang lebih tinggi yakni interaksi, afiliasi sosial, aktualisasi diri dan kesempatan berkembang. Oleh karena itu, mereka bersedia menerima tantangan dan bekerja lebih keras.

Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu kepala sekolah harus mengetahui tugas-tugas yang harus ia laksankan. Adapun tugas-tugas dari kepala sekolah seperti yang dikemukakan Wahjosumidjo (2002:97) adalah:
v  Kepala sekolah bekerja dengan dan melalui orang lain.
  • Kepala sekolah berperilaku sebagai saluran komunikasi di leingkungan sekolah.
  • Kepala sekolah bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan. Kepala sekola bertindak dan bertanggungjawab atas segala tindakan yang dilakukan oleh bawahan. Perbuatan yang dilakukan oleh para guru, siswa, staf, dan orang tua siswa tidak dapat dilepaskan dari tanggung jawab kepala sekolah
  • Dengan waktu dan sumber yang terbatas seorang kepala sekolah harus mampu menghadapi berbagai persoalan.Dengan segala keterbatasan, seorang kepala sekolah harus dapat mengatur pemberian tugas secara cepat serta dapat memprioritaskan bila terjadi konflik antara kepentingan bawahan dengan kepentingan sekolah.
  • Kepala sekolah harus berfikir secara analitik dan konsepsional. Kepala sekolah harus dapat memecahkan persoalan melalui satu analisis, kemudian menyelesaikan persoalan dengan satu solusi yang feasible. Serta harus dapat melihatsetiap tugas sebagai satu keseluruhan yang saling berkaitan.
  • Kepala sekolah adalah seorang mediator atau juru penengah. Dalam lingkungan sekolah sebagai suatu organisasi di dalamnya terdiri dari manusia yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda yang bisa menimbulkan konflik untuk itu kepala sekolah harus jadi penengah dalam konflik tersebut.
  • Kepala sekolah adalah seorang politisi. Kepala sekolah harus dapat membangun hubungan kerja sama melalui pendekatan persuasi dan kesepakatan (compromise).
Peran politis kepala sekolah dapat berkembang secara efektif, apabila: (1) dapat dikembangkan prinsip jaringan saling pengertian terhadap kewajiban masing-masing, (2) terbentuknya aliasi atau koalisi, seperti organisasi profesi, OSIS, BP3, dan sebagainya; (3) terciptanya kerjasama (cooperation) dengan berbagai pihak, sehingga aneka macam aktivitas dapat dilaksanakan.
  • Kepala sekolah adalah seorang diplomat. Dalam berbagai macam pertemuan kepala sekolah adalah wakil resmi sekolah yang dipimpinnya.
  • Kepala sekolah mengambil keputusan-keputusan sulit. Tidak ada satu organisasi pun yang berjalan mulus tanpa problem. Demikian pula sekolah sebagai suatu organisasi tidak luput dari persoalan dn kesulitan-kesulitan. Dan apabila terjadi kesulitan-kesulitan kepala sekolah diharapkan berperan sebagai orang yang dapat menyelesaikan persoalan yang sulit tersebut.
Dalam menjalankan kepemimpinannya, selain harus tahu dan paham tugasnya sebagai pemimpin, yang tak kalah penting dari itu semua seyogyanya kepala sekolah memahami dan mengatahui perannya.
 Adapun peran-peran kepala sekolah yang menjalankan peranannya sebagai manajer seperti yang diungkapkan oleh Wahjosumidjo (2002:90) adalah: (a)Peranan hubungan antar perseorangan; (b) Peranan informasional; (c) Sebagai pengambil keputusan.
Dari tiga peranan kepala sekolah sebagai manajer tersebut, dapat diuraikan sebagai berikut:
a.      Peranan hubungan antar perseorangan
  • Figurehead, figurehead berarti lambang dengan pengertian sebagai kepala sekolah sebagai lambang sekolah.
  • Kepemimpinan (Leadership). Kepala sekolah adalah pemimpin untuk menggerakkan seluruh sumber daya yang ada di sekolah sehingga dapat melahirkan etos kerja dan peoduktivitas yang tinggi untuk mencapai tujuan.
b.      Peranan informasional
  • Penghubung (liasion). Kepala sekolah menjadi penghubung antara kepentingan kepala sekolah dengan kepentingan lingkungan di luar sekolah. Sedangkan secara internal kepala sekolah menjadi perantara antara guru, staf dan siswa.
c.       Sebagai pengambil keputusan
  • Sebagai monitor. Kepala sekolah selalu mengadakan pengamatan terhadap lingkungan karena kemungkinan adanya informasi-informasi yang berpengaruh terhadap sekolah.
  • Sebagai disseminator. Kepala sekolah bertanggungjawab untuk menyebarluaskan dan memabagi-bagi informasi kepada para guru, staf, dan orang tua murid.
  • Spokesman. Kepala sekolah menyabarkan informasi kepada lingkungan di luar yang dianggap perlu.
  • Enterpreneur. Kepala sekolah selalu berusaha memperbaiki penampilan sekolah melalui berbagai macam pemikiran program-program yang baru serta malakukan survey untuk mempelajari berbagai persoalan yang timbul di lingkungan sekolah.
  • Orang yang memperhatikan ganguan (Disturbance handler). Kepala sekolah harus mampu mengantisipasi gangguan yang timbul dengan memperhatikan situasi dan ketepatan keputusan yang diambil.
  • Orang yang menyediakan segala sumber (A Resource Allocater). Kepala sekolah bertanggungjawab untuk menentukan dan meneliti siapa yang akan memperoleh atau menerima sumber-sumber yang disediakan dan dibagikan.
  • A negotiator roles. Kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan musyawarah dengan pihak luar dalam memnuhi kebutuhan sekolah
D.    PERANAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN
Secara garis besar, ruang lingkup tugas kepala sekolah dapat diklasifikasikan ke dalam dua aspek pokok, yaitu pekerjaan di bidang administrasi sekolah dan pekerjaan yang berkenaan dengan pembinaan profesional kependidikan. Untuk melaksanakan tugas tersebut dengan sebaik – baiknya, ada tiga jenis ketrampilan pokok yang harus dimiliki oleh kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan yaitu ketrampilan teknis ( technical skill ), ketrampilan berkomunikasi ( human relations skill ) dan ketrampilan konseptual ( conceptual skill ).
Menurut persepsi banyak guru, keberhasilan kepemimpinan kepala sekolah terutama dilandasi oleh kemampuannya dalam memimpin. Kunci bagi kelancaran kerja kepala sekolah terletak pada stabilitas dan emosi dan rasa percaya diri. Hal ini merupakan landasan psikologis untuk memperlakukan stafnya secara adil, memberikan keteladanan dalam bersikap, bertingkah laku dan melaksanakan tugas.     



Dalam konteks ini, kepala sekolah dituntut untuk menampilkan kemampuannya membina kerja sama dengan seluruh personel dalam iklim kerja terbuka yang bersifat kemitraan, serta meningkatkan partisipasi aktif dari orang tua murid. Dengan demikian, kepala sekolah bisa mendapatkan dukungan penuh setiap program kerjanya.
Keterlibatan kepala sekolah dalam proses pembelajaran siswa lebih banyak dilakukan secara tidak langsung, yaitu melalui pembinaan terhadap para guru dan upaya penyediaan sarana belajar
Dalam bidang pendidikan, yang dimaksud dengan mutu memiliki pengertian sesuai dengan makna yang terkandung dalam siklus pembelajaran. Secara ringkas dapat disebutkan beberapa kata kunci pengertian mutu, yaitu: sesuai standar (fitness to standard), sesuai penggunaan pasar/pelanggan (fitness to use), sesuai perkembangan kebutuhan (fitness to latent requirements), dan sesuai lingkungan global (fitness to global environmental requirements).Adapun yang dimaksud mutu sesuai dengan standar, yaitu jika salah satu aspek dalam pengelolaan pendidikan itu sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Garvin seperti dikutip Gaspersz mendefinisikan delapan dimensi yang dapat digunakan untuk menganalisis karakteristik suatu mutu, yaitu: (1) kinerja (performance), (2) feature, (3) kehandalan (reliability), (4) konfirmasi (conformance), (5) durability, (6) kompetensi pelayanan (servitability), (7) estetika (aestetics), dan (8) kualitas yang dipersepsikan pelanggan yang bersifat subjektif.
Dalam pandangan masyarakat umum sering dijumpai bahwa mutu sekolah atau keunggulan sekolah dapat dilihat dari ukuran fisik sekolah, seperti gedung dan jumlah ekstra kurikuler yang disediakan. Ada pula masyarakat yang berpendapat bahwa kualitas sekolah dapat dilihat dari jumlah lulusan sekolah tersebut yang diterima di jenjang pendidikan selanjutnya.
Untuk dapat memahami kualitas pendidikan formal di sekolah, perlu kiranya melihat pendidikan formal di sekolah sebagai suatu sistem. Selanjutnya mutu sistem tergantung pada mutu komponen yang membentuk sistem, serta proses yang berlangsung hingga membuahkan hasil.
Dalam pelaksanaan manajemen peningkatan mutu,  Kepala sekolah harus senantiasa memahami sekolah sebagai suatu sistem organic. Untuk itu kepala sekolah harus lebih berperan sebagai pemimpin dibandingkan sebagai manager. Sebagai leader maka kepala sekolah harus :
(Boediono,1998).
  1. Lebih banyak mengarahkan daripada mendorong atau memaksa
  2. Lebih bersandar pada kerjasama dalam menjalankan tugas dibandingkan bersandar pada kekuasaan atau SK.
  3. Senantiasa menanamkan kepercayaan pada diri guru dan staf administrasi. Bukannya menciptakan rasa takut.
  4. Senantiasa menunjukkan bagaimana cara melakukan sesuatu daripada menunjukkan bahwa ia tahu sesuatu.
  5. Senantiasa mengembangkan suasana antusias bukannya mengembangkan suasana yang menjemukan
  6. Senantiasa memperbaiki kesalahan yang ada daripada menyalahkan kesalahan pada seseorang, bekerja dengan penuh ketangguhan bukannya ogah-ogahan karena serba kekurangan


Menurut Poernomosidi Hadjisarosa (1997 dalam slamet, PH, 2000), kepala sekolah merupakan salah satu sumberdaya sekolah yang disebut sumberdaya manusia jenis manajer (SDM-M) yang memiliki tugas dan fungsi mengkoordinasikan dan menyerasikan sumberdaya manusia jenis pelaksana (SDM-P) melalui sejumlah input manajemen agar SDM-P menggunakan jasanya untuk bercampur tangan dengan sumberdaya selebihnya (SD-slbh), sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik untuk menghasilkan output yang diharapkan.
Secara umum, karakteristik kepala sekolah tangguh dapat dituliskan sebagai berikut  :
(Slamet, PH,2000)
a)      Memiliki wawasan jauh kedepan (visi) dan tahu tindakan apa yang harus dilakukan (misi) serta paham benar tentang cara yang akan ditempuh (strategi)
b)      Memiliki kemampuan mengkoordinasikan dan menyerasikan seluruh sumberdaya terbatas yang ada untuk mencapai tujuan atau untuk memenuhi kebutuhan sekolah (yang umumnya tak terbatas)
c)      Memiliki kemampuan mengambil keputusan dengan terampil (cepat, tepat, cekat, dan akurat)
d)     Memiliki kemampuan memobilisasi sumberdaya yang ada untuk mencapai tujuan dan yang mampu menggugah pengikutnya untuk melakukan hal-hal penting bagi tujuan sekolahnya;
e)      Memiliki toleransi terhadap perbedaan pada setiap orang dan tidak mencari orang-orang yang mirip dengannya, akan tetapi sama sekali tidak toleran terhadap orang-orang yang meremehkan kualitas, prestasi, standar, dan nilai-nilai;


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan

1.      kepemimpinan memainkan peranan yang dominan, krusial, dan kritikal dalam keseluruhan upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja, baik pada tingkat individual, pada tingkat kelompok, dan pada tingkat organisasi.
2.      Ada tiga Tipe Kepemimipinan Yaitu Tipe Otokratis,Tipe Demokratis dan Tipe Laissezfaire
3.      Adapun peran-peran kepala sekolah yang menjalankan peranannya sebagai manajer seperti yang diungkapkan oleh Wahjosumidjo (2002:90) adalah: (a)Peranan hubungan antar perseorangan; (b) Peranan informasional; (c) Sebagai pengambil keputusan.

B.     Saran

Dalam pelaksanaan manajemen peningkatan mutu,  Kepala sekolah harus senantiasa memahami sekolah sebagai suatu sistem organisasi  Untuk itu kepala sekolah harus lebih berperan sebagai pemimpin yang bisa menjalankan tugasnya dengan baik.







DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Anonim, 2000. Panduan Manajemen Sekolah, Depdiknas, Dikmenum,hand out pelatihan calon kepala sekolah, Direktorat Sekolah lanjutan Pertama, 2000.
Anonim, 2000. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan/Kultur Sekolah, Depdiknas,
Slamet, PH. 2000. Karakteristik Kepala Sekolah Yang Tangguh, Jurnal Pendidikan, Jilid 3, No. 5 (online) (http://www.ut.ac.id diakses 20 Januari 2001).
Sudarsono. 2007. Manajemen Kepala Sekolah Dalam Pelayanan Publik.diakses Tanggal 23 November 2012.



Pengaturan Kondisi Kelas

BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang

Manajemen Kelas disamping berkaitan dengan pengaturan orang atau siswa,juga berkaitan dengan kondisi fisik/ruangan belajar dan segala sarana/fasilitas pembelajaran yang ada dalam kelas.Sebuah kelas dengan kondidi dan fasilitas yang diatur dengan baik/apik sudah tentu akan memberikan suasana yang nyaman dan segar bagi siswa dan guru pada gilirannya akan memberikan pengaruh positif bagi terselenggaranya proses belajar-mengajar.



BAB II
PEMBAHASAN
CARA-CARA PENGATURAN KONDISI KELAS
            Dalam keadaan normal,anak berada didalam kelas sekitar 5-6 jam sehari dan hal ini berlangsung selama beberapa tahun.Karena itu sangatlah beralasan bilamana pengaturan kondisi kelas ini mendapatkan perhatian dengan maksud supaya anak menjadi betah tinggal di Kelas.Di Negara-negara yang sudah maju pendidikannya,hal ini sudah sejak lama disadari.Sekolah-sekolah diusahakan menjadi tempat yang menarik  dan menyenangkan tak ubahnya”home” bagi anak-anak.Kelas dalam hal ini merupakan taman belajar bagi siswa dan menjadi tempat bagi mereka,bertumbuh dan berkembang baik secara fisik,intelektual maupun emosional.Oleh karena itu kelas haruslah dikelolah sedemikian rupa sehingga benar-benar meupakan taman belajar yang menyenangkan.Ada beberapa unsur kondisi kelas yang perlu mendapatkan perhatian yaitu :
1.      Ventilasi Ruangan
Ventilasi Ruangan yang baik ialah ventilasi yang memungkinkan lancarnya peredaran udara keluar masuk ruangan.Sehubungan dengan itu,setiap kelas harus memiliki jendela dengan ukuran yang layak yang  memungkinkan cahaya dan udara sehat/segar dapat masuk sehingga semua siswa dapat menghirup udara segar yang cukup mengandung Oksigen.Kelas yang pengap yang disebabkan oleh kurang baiknya sistem ventilasi akan menyebabkan anak cepat lelah dan tentu saja gairah belajar akan menurun.
2.      Cahaya dan Penerangan
Kelas haruslah mendapatkan cahaya dan penerangan yang cukup karena kelas yang terang dapat memberikan suasana yang lebih gembira bagi anak-anak di dalamnya. Kecuali itu,cahaya penting sekali bagi anak-anak yang berjam-jam harus menulis dan membaca dengan penuh konsentrasi.Bila keadaan memungkinkan,cahaya didalam kelas dibantu  oleh penerangan (lampu).Hal lain yang perlu diperhatikan berkenaan dengan cahaya dan penerangan ini,ialah :
ü  Hendaknya tidak menyilaukan
ü  Bila sumber cahaya dari satu arah,sebaiknya diupayakan pengaturan tempat duduk yang memungkinkan datangnya cahaya tersebut dari bagian atau samping kiri kanan anak-anak.
3.      Kebersihan dan Keindahan
Ruangan/Kelas tempat berlangsungnya proses belajar-mengajar,disamping harus bersih juga harus ditata sedemikian rupa sehingga menjadi indah dan menarik.Kebersihan kelas disamping berkaitan dengan faktor kesehatan juga sekaligus berfungsi sebagai ajang pembinaan/pembentukan sikap hidup bersih bagi para siswa

Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan menyangkut keindahan kelas antara lain :
a.       Mengatur meja/bangku-bangku siswa dan meja guru sesuai dengan keadaan ruangan sehingga nampak lebih harmonis
b.      Untuk meja guru sebaiknya diberi taplak meja,pot bunga dan asbak.
c.       Dinding kelas dihiasi dengan gambar-gambar atau pajangan lain yang berfungsi pedagogis.Khusus untuk pajangan,apabila dimungkinkan sebaiknya pemajangannya jangan terlalu lama atau dengan perkataan lain,sekali-kali diganti,misalnya dua atua tiga kali dalam 1 caturwulan,sehingga tetap menarik bagi siswa.
Dalam kegiatan pembenahan keindahan ini,seyogianya para siswa diikutsertakan baik  dalam perencanaan maupun pengadaan barang-barang/fasilitas yang diperlukan.Hal ini dilakukan untuk mengembangkan kreativitas siswa dan membina tanggung jawab mereka secara individual maupun sebagai kelompok.
Penataan Perabot Kelas
Perabot kelas menurut Buku Pedoman Kelas di Sekolah Dasar(Dirjen PUOD & Dirjen Dikdasmen,1996 : 19) adalah segala sesuatu perlengkapan yang harus ada dan diperlukan di kelas,yang meliputi : Papan tulis dan penghapusnya,Meja kursi guru,Meja kursi siswa,Almari Kelas,Jadwal Pelajaran,Papan Absensi,Daftar Piket Kelas,Kalender Pendidikan,Gambar Presiden dan wakil presiden serta lambang Garuda Pancasila,Tempat cuci tangan dan lap tangan,Tempat sampah,Sapu dan bulu ayam,Gambar-gambar/hiasan  dinding/alat peraga,dan Kapur atau spidol.
            Deskripsi dari setiap perabot kelas tersebut adalah sebagai berikut :
a)      Papan tulis
Papan tulis harus cukup besarnya dengan permukaan dasar yang rata.Warna dasar yang lazim digunakan adalah warna hitam.Jika memungkinkan sebaiknya digunakan white bord (papan putih ).Papan tulis diletakkan dibagian depan kelas dengan ketinggian memungkinkan semua anak dikelas dapat melihat/membaca tulisan pada papan tulis dengan baik.
b)      Meja kursi guru
Ukuran meja kursi guru harus disesuaikan dengan standar yang lazim.Meja kursi guru hendaknya memakai laci dan kunci .Meja kursi guru ditempatkan di bagian depan sebelah kiri atau kanan sehingga tidak menganggu/menghalangi pandangan siswa ke papan tulis.
c)      Meja kursi siswa
Sebagaiman telah diuraikan sebelumnya bahwa penataan meja kursi siswa harus disesuaikan dengan format pembelajaran yang akan dilaksanakan.Untuk keperluan ini,maka jika memungkinkan sebaiknya digunakan kursi yang mudah dipindahkan/diatur sesuai kebutuhan.
d)     Almari Kelas
Almari kelas dapat ditempatkan disamping papan tulis atau sebelah kiri/kanan dinding samping depan sebelah meja guru.
e)      Jadwal Pelajaran
Jadwal Pelajaran sebaiknya dibuat dari bahan karton manila dan kemudian ditempatkan atau ditempel pada tempat yang mudah dilihat/dibaca oleh siswa.
f)       Papan Absensi
Papan Absensi difungsikan untuk mencatat kehadiran siswa di kelas setiap hari.Papan tersebut ditempatkan di depan sebelah papan tulis atau di dinding samping.
g)      Daftar Piket Kelas
Daftar piket merupakan daftar nama-nama para siswa yang bertugas menyiapkan segala sesuatu keperluan kelas setiap harinya.Daftar Piket kelas ini ditempatkan di samping papan absensi.
h)      Kalender Pendidikan
Kalender Pendidikan memuat kegiatan pendidikan untuk satu tahun lamanya atau sesuai kebutuhan.Kalender pendidikan ini ditempatkan pada tempat yang mudah dilihat.
i)         Gambar Presiden,Wakil Presiden dan Lambang Garuda Pancasila.
Gambar ini ditempatkan di dinding bagian depan kelas diatas papan tulis dengan posisi Lambang garuda pancasila ditempatkan lebih tinggi dari gambar presiden dan wakil presiden.Gambar Presiden ditempatkan sebelah kanan sementara wakil presiden sebelah kiri lambang garuda pancasila.
j)        Tempat Cuci tangan dan Lap tangan
Tempat Cuci tangan dan Lap tangan di tempatkan dibagian depan kelas dekat pintu masuk.
k)      Tempat Sampah
Tempat sampah diletakkan di sudut kelas.Ukuran besar kecilnya tempat sampah disesuaikan dengan kebutuhan.
l)        Sapu dan Alat pembersih lain
Sapu dan Alat pembersih lain seperti bulu ayam,lap meja,dsb.juga harus senantiasa tersedia di Kelas untuk menjaga kebersihan.Alat-alat tersebut sebaiknya ditempatkan pada tempat yang tidak menganggu pemandangan.







Pengaturan Alat-alat/Media Pembelajaran
Untuk keperluan proses belajar- mengajar,setiap kelas memiliki sejumlah alat/media pembelajaran. Alat/media pembelajaran tersebut dapat diklarifikasikan dengan menggunakan berbagai dasar klasifikasi,antara lain :
a.       Dari Segi Pemanfaatannya oleh Siswa,dibedakan atas :
1)      Alat/Media Pembelajaran Individual,seperti Buku Paket
2)      Alat/Media Pembelajaran Kelas,seperti Papan tulis,pajangan dan globe

b.      Dari Segi Statusnya, dibedakan atas :
1)    Alat pelajaran Permanent,seperti papan tulis atau papan informasi
2)     Alat pelajaran yang dapat dipindah-pindahkan sesuai kebutuhan,seperti tempat duduk,gambar/peta dinding.

c.       Dari segi pelibatan alat indera dalam penggunaannya, dibedakan atas :

1)      Alat/Media Pembelajaran visual,seperti Grafik dan papan
2)      Alat/Media Pembelajaran audio
3)      Alat/Media Pembelajaran audio-visual
4)      Alat/Media Pembelajaran audio-visual-aid,sperti film.
Alat-alat/media pembelajaran tersebut,perlu diatur dan disimpan sedemikian rupa,sehingga :
Ø  Mudah ditemukan bila ia diperlukan untuk digunakan
Ø  Lancar dipergunakan
Ø  Terhindar dari gangguan/kerusakan
Untuk keperluan penyimpangan tersebut,dapat digunakan lemari,rak-rak,map,file, dan diatur dengan sistem tertentu,misalnya menurut jenis atau fungsinya,menurut jenis alatnya,menurut ukurannya dan sebagainya.